|
|
| Renungan | |
| | Pengirim | Message |
---|
stel_aja Super Student
Jumlah posting : 235 Age : 40 Lokasi : Jakarta Barat Circle / Guild : GuardiaN Registration date : 29.03.08
| Subyek: Renungan Tue May 06, 2008 8:32 pm | |
| Impian Seorang Mahasiswi Lansia 87 Tahun Hari pertama kuliah di kampus, profesor memperkenalkan diri dan menantang kami untuk berkenalan dengan seseorang yang belum kami kenal. Saya berdiri dan melihat sekeliling ketika sebuah tangan lembut menyentuh bahu saya. Saya menengok dan mendapati seorang wanita tua, kecil, dan berkeriput, memandang dengan wajah yang berseri-seri dengan senyum yang cerah. Ia menyapa, "Halo anak cakep. Namaku Rose. Aku berusia delapan puluh tujuh. Maukah kamu memelukku? " Saya tertawa dan dengan antusias menyambutnya, "Tentu saja boleh!". Dia pun memberi saya ! pelukan yang sangat erat.
"Mengapa kamu ada di kampus pada usia yang masih begitu muda dan tak berdosa seperti ini?" tanya saya berolok-olok. Dengan bercanda dia menjawab, "Saya di sini untuk menemukan suami yang kaya, menikah, mempunyai beberapa anak, kemudian pensiun dan bepergian."
"Ah yang serius?" pinta saya. Saya sangat ingin tahu apa yang telah memotivasinya untuk mengambil tantangan ini di usianya. "Saya selalu bermimpi untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan kini saya sedang mengambilnya! " katanya. Setelah jam kuliah usai, kami berjalan menuju kantor senat mahasiswa dan berbagi segelas chocolate milkshake. Kami segera akrab. Dalam tiga bulan kemudian, setiap hari kami pulang bersama-sama dan bercakap-cakap tiada henti. Saya selalu terpesona mendengarkannya berbagi pengalaman dan kebijaksanaannya. Setelah setahun berlalu, Rose menjadi bintang kampus dan dengan mudah dia berkawan dengan siapapun. Dia suka berdandan dan segera mendapatkan perhatian dari para mahasiswa lain. Dia pandai sekali menghidupkannya suasana.
Pada akhir semester kami mengundang Rose untuk berbicara di acara makan malam klub sepak bola kami. Saya tidak akan pernah lupa apa yang diajarkannya pada kami. Dia diperkenalkan dan naik ke podium. Begitu dia mulai menyampaikan pidato yang telah dipersiapkannya, tiga dari lima kartu pidatonya terjatuh ke lantai. Dengan gugup dan sedikit malu dia bercanda pada mikrofon. Dengan ringan berkata, "Maafkan saya sangat gugup. Saya sudah tidak minum bir. Tetapi wiski ini membunuh saya. Saya tidak bisa menyusun pidato saya kembali, maka ijinkan saya menyampaikan apa yang saya tahu."
"Kita tidak pernah berhenti bermain karena kita tua. Kita menjadi tua karena berhenti bermain. Hanya ada rahasia untuk tetap awet muda, tetap menemukan humor setiap hari. Kamu harus mempunyai mimpi. Bila kamu kehilangan mimpi-mimpimu, kamu mati. Ada banyak sekali orang yang berjalan di sekitar kita yang mati namun mereka tak menyadarinya. "
"Sungguh jauh berbeda antara menjadi tua dan menjadi dewasa. Bila kamu berumur sembilan belas tahun dan berbaring di tempat tidur selama satu tahun penuh, tidak melakukan apa-apa, kamu tetap akan berubah menjadi dua puluh tahun. Bila saya berusia delapan puluh tujuh tahun dan tinggal di tempat tidur selama satu tahun, tidak melakukan apapun, saya tetap akan menjadi delapan puluh delapan tahun. Setiap orang pasti menjadi tua. Itu tidak membutuhkan suatu keahlian atau bakat. Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan dalam perubahan."
"Jangan pernah menyesal. Orang-orang tua seperti kami biasanya bukan menyesali apa yang telah diperbuatnya, tetapi lebih menyesali apa yang tidak kami perbuat. Orang-orang yang takut mati adalah mereka yang hidup dengan penyesalan."
Rose mengakhiri pidatonya dengan bernyanyi "The Rose". Dia menantang setiap orang untuk mempelajari liriknya dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya Rose meraih gelar sarjana yang telah diupayakannya sejak beberapa tahun lalu. Seminggu setelah wisuda, Rose meninggal dunia dengan damai. Lebih dari dua ribu mahasiswa menghadiri upacara pemakamannya sebagai penghormatan pada wanita luar biasa yang mengajari kami dengan memberikan teladan bahwa tidak ada yang terlambat untuk apapun yang bisa kau lakukan. Ingatlah, menjadi tua adalah kemestian, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan.
* * * * * Sediakan waktu untuk berpikir, agar selalu mendapat yang terbaik. Sediakan waktu untuk bermain, itulah rahasia awet muda. Sediakan waktu untuk membaca, itulah landasan hikmat & kebijaksanaan. Sediakan waktu untuk berteman, itulah jalan menuju keharmonisan. Sediakan waktu untuk bermimpi, itulah yang membawa anda ke bintang. Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai, itulah hak istimewa Tuhan. Sediakan waktu untuk melihat sekeliling anda, hari anda terlalu singkat untuk mementingkan diri sendiri. Sediakan waktu untuk bekerja, itulah sumber kebahagiaan. Sediakan waktu untuk tertawa, itulah musik jiwa. Sediakan waktu untuk Tuhan, sehingga setelah meninggal menemukan tempat terbaik. | |
| | | stel_aja Super Student
Jumlah posting : 235 Age : 40 Lokasi : Jakarta Barat Circle / Guild : GuardiaN Registration date : 29.03.08
| Subyek: Re: Renungan Tue May 06, 2008 8:50 pm | |
| Allah Punya Telepon?
Bayangkan bila kita pada saat berdoa kita mendengar jawaban ini : "Terima kasih Anda telah menghubungi Rumah Bapa. Pilihlah salah satu: ...tekan 1 untuk meminta; ...tekan 2 untuk mengucap syukur; ...tekan 3 untuk mengeluh; ...tekan 4 untuk permintaan lainnya." Atau, bagaimana jika Allah memohon maaf seperti ini : "Saat ini semua malaikat sedang membantu yang lain.Tetaplah menunggu. Panggilan Anda akan dijawab sesuai urutannya." Bisakah Anda bayangkan bila pada saat Anda berdoa, Anda mendapat respons seperti ini : "Jika Anda mau bicara dengan Gabriel, tekan 1; dengan Mikhael, tekan 2; dengan malaikat lainnya, tekan 3." "Jika Anda ingin mendengar nyanyian raja Daud saat menunggu, tekan 4." "Untuk mengetahui apakah orang yang Anda kasihi akan dipanggil ke Rumah Bapa, masukkan nomor KTPnya." "Untuk pesan di tempat di Rumah Bapa, tekanlah Y,O,H,A,N,E, S dan tekan 3,1,6. "Untuk jawaban pertanyaan tentang dinosaurus, umur bumi, dan dimana bahtera Nuh berada, silahkan tunggu sampai Anda tiba disini." Atau bisa juga Anda mendengar ini : "Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelepon hari ini, silahkan mencoba kembali esok hari." "Kantor ini ditutup pada hari Minggu, silahkan menelpon lagi pada hari Senin setelah pukul 9 pagi." Namun, puji Tuhan, Allah mengasihi kita, Anda dapat menelponnya setiap saat! Anda hanya perlu memanggil sekali dan Dia mendengar Anda, karena Yesus, Anda tak akan pernah mendengar nada sibuk.Tuhan menerima panggilan dan tahu siapa pemanggilnya secara pribadi. Ketika Anda memanggil, Tuhan menjawab; Anda menangis minta tolong dan Dia akan berkata : "Ini Aku" (Yesaya 58:9) Ketika Anda memanggil, gunakan "Nomor Telepon Darurat" di bawah ini: ü Saat berduka cita, putar Yohanes 14 ü Ketika dikecewakan sesama, putar Mazmur 27 ü Jika Anda ingin berbuah, putar Yohanes 15 ü Ketika Anda berdosa, putar Mazmur 51 ü Ketika Anda khawatir, putar Matius 6:19-34 ü Ketika Anda dalam bahaya, putar Mazmur 91 ü Ketik a Tuhan terasa jauh, putar Mazmur 139 ü Ketika iman Anda perlu dikuatkan, putar Ibrani 11 ü Ketika Anda merasa sendiri dan takut, putar Mazmur 23 ü Ketika hidup Anda sedang dalam kepahitan, putar 1 Korintus13 ü Untuk rahasia kebahagiaan Paulus, putar Kolose 3:12-17 ü Untuk arti kekristenan, putar 1 Korintus 5:15-19 ü Ketika Anda merasa kecewa dan ditinggalkan, putar Roma 8:31-39 ü Ketika Anda menginginkan kedamaian dan ketenangan, putar Matius 11:25-30 ü Ketika dunia terlihat lebih besar dari Tuhan, putar Mazmur 90 ü Ketika Anda ingin jaminan kekristenan, putar Roma 8:1-30 ü Ketika Anda berangkat kerja atau berpergian, putar Mazmur 121 ü Untuk penemuan/kesempatan besar, putar Yesaya 55 ü Ketika Anda membutuhkan keberanian untuk suatu tugas, putar Yosua 1 ü Supaya Anda dapat bergaul dengan baik terhadap sesama, putar Roma 12 ü Ketika Anda memikirkan kekayaaan, putar Markus 10 ü Saat Anda mengalami depresi, putar Mazmur 27 ü Jika Anda kesulitan keuangan, putar Mazmur 37 ü Jika Anda kehilangan kepercayaan terhadap orang,putar 1 Korintus 13 ü Jika orang di sekitar kita tampak berlaku tidak baik, putar Yohanes 15 ü Jika Anda putus asa dengan pekerjaan, putar Mazmur 126 ü Ketika Anda menemukan dunia mengecil dan Anda merasa besar, putar Mazmur 19 Nomor-nomor tersebut dapat langsung dihubungi. Operator tidak diperlukan. Seluruh saluran ke Surga terbuka 24 jam sehari! Dan, yang penting, bagikan daftar telepon ini kepada orang-orang di sekeliling kita. Siapa tahu mungkin mereka sedang membutuhkannya. | |
| | | stel_aja Super Student
Jumlah posting : 235 Age : 40 Lokasi : Jakarta Barat Circle / Guild : GuardiaN Registration date : 29.03.08
| Subyek: Kasih seorang ibu Tue May 06, 2008 9:10 pm | |
| Ibu Meninggal Setelah 38 Tahun Merawat Putrinya yang Koma Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali... Sepenggal syair lagu itu benar-benar mengena pada sosok ibu asal AS ini. Wanita berusia 80 tahun itu selama berpuluh-puluh tahun merawat putrinya yang mengalami koma. Sampai akhirnya ibu penuh kasih itu meninggal, mendahului putrinya yang hingga saat ini masih terbaring dalam koma berkepanjangan. Kaye O'Bara menutup mata untuk selamanya di rumahnya di Miami Gardens, Florida. Kamar yang selama ini ditempatinya bersama putrinya, Edwarda sejak 1970 silam. Kaye meninggal dalam tidurnya. Dia telah bertahun-tahun menderita penyakit jantung. Semasa hidupnya Kaye pernah berjanji tak akan pernah meninggalkan Edwarda yang ketika itu masih remaja. Janji itu dimulai sejak Edwarda jatuh koma akibat penyakit diabetesnya 38 tahun yang lampau. "Kami kira dia akan hidup melampaui kami semua. Wanita itu begitu kuat," kata keponakan Kaye, Pamela Burdgick seperti dilansir harian News.com.au, Sabtu (8/3/2008).
Selama kurun waktu 38 tahun, kisah pengabdian Kaye kepada putrinya, Edwarda menarik simpati banyak orang. Para pengunjung yang jumlahnya tak terhitung lagi mendatangi rumah Kaye. Bahkan ada pula sebagian orang yang datang dari Jepang untuk ikut merayakan ulang tahun Edwarda. Kisah Kaye telah dituangkan dalam buku laris karya Dr. Wayne Dyer yang berjudul A Promise Is A Promise: An Almost Unbelievable Story of a Mother's Unconditional Love and What It Can Teach Us.
Edwarda, penderita diabetes, mengalami flu sebelum Natal 1969. Beberapa hari kemudian kondisinya memburuk dan orangtuanya, Kaye dan suaminya, Joe,membawanya ke rumah sakit. Beberapa saat sebelum Edwarda kehilangan kesadarannya, remaja putri itu sempat bertanya kepada ibunya: "Janji ibu tidak akan meninggalkan saya, janji ya?" Kaye pun berjanji tidak akan pernah meninggalkan anak perempuannya itu. Itulah kata-kata terakhir yang disampaikan Kaye sebelum anaknya koma berkepanjangan. Dan Kaye menepati janjinya. Kaye dengan teratur membalik tubuh putrinya tiap dua jam supaya tidak mengalami nyeri akibat berbaring terlalu lama. Kaye memberinya makan berupa campuran makanan bayi dan susu bubuk melalui tube, menyuntikkan insulin, memutar alunan musik, membacakan buku untuk Edwarda dan tak lelah berdoa di samping tempat tidur Edwarda supaya suatu hari nanti putrinya itu akan sadar kembali. Bagi Kaye, mengurus putrinya itu bukanlah beban, melainkan berkat. Kaye sangat yakin, Edwarda akan terbangun. "Bagi saya, dia hampir sadar. Kadang-kadang saya merasa mendengar dia bicara: Ibu, saya baik-baik saja," kata Kaye kepada media AS, Miami Herald beberapa waktu lalu.
Namun kini Kaye telah pergi untuk selamanya. Dia meninggalkan Edwarda yang masih terbaring koma entah sampai kapan. Adik Edwarda, Colleen O'Bara mengatakan, keluarga akan terus merawat Edwarda di rumah mereka. Sama seperti Kaye, Colleen juga yakin kakaknya itu akan sadar suatu hari nanti. Suami Kaye, Joe mengalami serangan jantung pada tahun 1972 dan meninggal dunia empat tahun kemudian. Sejak itu, Kaye mengurus Edwarda dengan menggunakan tunjangan sosial dari pemerintah dan dana pensiun suaminya, ditambah lagi dengan sumbangan dari orang-orang. | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Renungan | |
| |
| | | | Renungan | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |
|